Selasa, 28 Juni 2016

CARA OKULASI/MEMPERBANYAK TANAMAN

   SAMBUNG SISIP

        Apa itu Sambung sisip ??

Tentu saja terdiri dari 2 kata,
      "Sambung dan Sisip(nempel ;jawa)"

Sambung bermakna menyatukan 2 bagian menjadi satu kesatuan, sedangkan sisip memiliki makna menempatkan dibagian samping.
So sambung sisip bermakna meletakkan entres di samping batang bawah sehingga menjadi satu individu baru.
   Itu istilah saya sendiri, suka atau tidak monggo dibaca saja hehe

   sambung sisip pucuk, kayu ikut di belah Kembali sedikit serius.
Kalau dalam perbanyakan tanaman kita dulu kenal istilah sambung pucuk dan okulasi, sambung sisip sebenarnya merupakan penggabungan dan penyempurnaan dari keduanya.
Lebih fleksibel kalau menurut pendapat saya.

Baca dan simak beberapa kasus berikut ini,
  Setelah selesai saya yakin Anda akan setuju dengan pendapat saya tersebut. Pernah suatu saat saya lakukan aktivitas okulasi (tempel mata ) pada tanaman jambu. Seperti biasa setiap mata tunas yang bagus saya ambil kemudian saya tempelkan pada batang bawah yang telah dikupas kulitnya. Nah pada giliran entres bagian atas mulai timbul kendala. Entres yang agak lemas dan posisi pengambilan mata tunas yang sangat susah inilah kendalanya.
Apakah terus dibuang, bener-bener murni sambung pucuk.
  Eitt … tentu tidak…. Sisa entres bagian pucuk tadi masih bisa kita manfaatkan, tentu saja dengan cara sambung sisip. Dan ternyata pertumbuhan sisa entres okulasi ini lah yang paling ngebut dari tempelan mata tunas setelah memasuki umur 3-4 minggu dari proses pengerjaan atau setelah ikatan plastik dibuka.
  Kejadian yang akan Anda baca ini juga sering saya lakukan. Mendapat tanaman jenis baru dan termasuk susah dipasaran merupakan suatu kepuasan tersendiri.
   Taruhlah jenis tanaman Mangga misalnya, tanaman yang masih imut yang barusan menjadi koleksi di kebun rasanya ingin cepat di besarkan. Untuk menyelamatkan kehidupan si jenis baru ini, sering saya potong dan ambil cabang ujungnya untuk di sisipkan ke indukan mangga yang sudah ditanam di tanah. Dengan teknik sambung sisip bisa saya tempelkan entres imut tersebut ke batang yang sudah besar, dengan harapan pertumbuhannya lebih ngebut.
    Bahkan banyak terjadi tanaman aslinya kalah dengan pertumbuhan sambung sisip tersebut. Tentu saja dengan teknik sambung pucuk atau okulasi contoh kasus diatas sulit saya kerjakan….
   Mau di okulasi, pengambilan mata tunas masih sangat muda. Mau di sambung pucuk… batang masih lemes banget !!! pertumbuhan lebih cepat.
  Batang bawah lebih besar, entres yang digunakan bagian ujung Sampai disini sudah kah Anda setuju dengan pendapat saya.

   Lebih Fleksibel dan mudah dilakukan !!!!
    Walah kok jadi ngelantur cerita panjang lebar nih….
  Trus gimana dong caranya ? Pada contoh sambung sisip jambu air langsung aja deh berikut step-stepnya :

   1. Siapkan batang bawah dan entres.

  Pilih batang bawah yang sehat dan entres yang hijau sehat. batang bawah dan entres, ke-2 nya harus sehat.

   2. Sayat kulit batang bawah dengan pisau, dari atas ke bawah sepanjang kurang lebih 2-3 cm-an.

  Usahakan jangan sampai batangnya ikut tersayat. Sekali lagi hanya kulitnya saja.
gunakan pisau yang tajam.

   3. Pada sayatan bagian bawah buat semacam cekungan.
  Hal ini bertujuan agar penyisipan entres "nangkring" dan tertahan oleh cekungan tadi, cekungan bagian bawah, untuk menahan entres.

  4. Selanjutnya sayat batang atas / entres disalah satu sisi. Usahakan panjang sayatan kurang lebih sama atau lebih pendek sedikit dari sayatan batang bawah yang telah dibuat, (lebih gampangnya separo dari panjang entres). pisau yang tajam akan sangat membantu

   5. Letakkan entres yang sudah disayat tadi tepat di sayatan batang bawah. Usahakan kedua sayatan menempel dengan presisi. Lalu ikat dengan plastik perlahan-lahan dan rapat. ikat dengan plastik, jangan terlalu kencang.

  6. Ikatan Plastik usahakan rapat agar air tidak masuk, ingat pengikatan tidak perlu terlalu kencang. Selanjutnya sambungan bisa ditaruh di tempat yang aman. Mau di taruh ditempat yang ternaungi sebagian ataupun yang full sun terserah. Tergantung kondisi lingkungan Anda, yang penting jangan telat siram atau kekeringan. Biarkan selama kurang lebih 3 minggu. Jika dalam kurun waktu entres tadi masih hijau pertanda sambungan berhasil. ikat keseluruhan, yang penting kedap air

   7. Setelah kurang lebih 3 minggu entres masih hijau, ikatan plastik bisa dibuka, saran saya untuk ikatan bagian bawah bisa dililitkan kembali, agar tidak mudah lepas tempelan dari kedua individu ini. Anda bisa langsung potong batang bawah tepat diatas tinggi entres yang disisipkan.

   8. Demi keamanan dan kecepatan tumbuh, sesaat setelah pemotongan batang bawah tadi segera sungkup dengan plastik es.
  Tujuannya adalah untuk menjaga kelembaban entres yang baru beradaptasi dengan suhu lingkungan. Jika lokasi penyambungan di lapang terbuka yang terkena panas, langkah ini sangat membantu sekali. Kita tidak perlu repot memindah kan "hasil" sambungan ke tempat yang agak ternaungi. ditempat panas pun gak masalah, yang penting disungkup

   9. Selang beberapa hari disungkup plastik akan muncul daun baru dari entres. Jika sudah tahan terhadap cuaca sekitar, sungkup plastik bisa dibuka.
  Dan Tra..ta...... terciptalah individu baru selanjutnya terserah Anda "Kapan plastik ikatan dibuka seluruhnya ?" Mungkin saja pertanyaan tadi ada dipikiran Anda sekalian. Baiklah ini dia jawabnya, "Saat ikatan sudah terlihat"mencekik" entres sebaiknya kita lepaskan ikatan tersebut". Pada beberapa kasus yang mana pertumbuhan sambungan entres sangat cepat (biasanya terjadi pada sambung sisip yang batang bawah ukurannya jauh lebih besar) sebaiknya ikatan tidak langsung dilepas begitu saja. Secara berkala kita kendori saat dia mencekik entres, kemudian kita ikat kembali seraca perlahan dengan plastik yang baru. Kejadian yang pernah saya alami, hasil sambungan sisip akan lepas akibat ada insiden semacam angin kecang dan sebagainya. Untuk itu semua tergantung kondisi dan situasi.... buka ikatan, rapikan potongan batang bawah, dan siap di tanam Untuk sambung sisip pada batang yang lebih besar atau indukan yang sudah ditanam ditanah pada prinsipnya hampir sama.

       
   "Melayani berbagai macam bibit buah & tanaman unggul".

Bpk.Syamsul_Cakra
       Sms/Wa
0858 7885 7556
      Pin bb
  5F9A0408

Selasa, 21 Juni 2016

Jual Bibit Durian 0858 7885 7556


     « Penentuan Pola Tanaman Jarak tanam sangat tergantung pada jenis & kesuburan tanah, kultivar durian, serta sistem budidaya yg diterapkan. utk kultivar durian berumur genjah, jarak tanam: 8 x 8 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang & dalam jarak tanam 9 x 9m. Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dpt diupayakan dgn budidaya tumpangsari. Berbagai budidaya tumpangsari yg biasa dilakukan yakni dgn tanaman horti (lombok, tomat, terong & tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanah & ubi jalar. Teknik Cara Menanam Durian Teknik Cara Menanam Durian 

   « Pembuatan Lubang Tanam Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yg akan digunakan utk menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m. Saat menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan kering terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali. Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk kandang(berfermentasi)  5-10kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yg telah dicampur 10 kg pupuk kandang & 1 kg fospat. Untuk menghindari gangguan rayap, semut & hama lainnya dpt dicampurkan insektisida butiran seperti Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah tdk perlu dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum penanaman bibit. 

    «Cara Penanaman Bibit yg akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yg tercermin dari batang yg kokoh & perakaran yg banyak serta kuat. Lubang tanam yg tertutup tanah digali kembali dgn ukuran yg lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yg membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dgn cara sebagai berikut : Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati) Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher Lubang ditutup dgn tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir. Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air. 
.Di atas bibit dpt dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini sebagai pelindung agar tanaman tdk layu atau kering tersengat sinar matahari secara langsung. 
  Pemesanan bibit, bisa langsung dengan ;
   Bpak Syamsul _Cakra 
         Sms/wa 
      0858 7885 7556
          Pin bb 
       5F9A0408

Jual Bibit Jambu Madu Delly 0858 7885 7556


     Langkah Mudah Budidaya Jambu air


Jambu air merupakan tanaman dari suku Syzygium atau Myrtaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Jambu air sebenarnya berbeda dengan jambu Semarang Syzygium samarangense, kerabat dekat yang memiliki pohon dan buah mirip. Beberapa kultivarnya bahkan sulit untuk membedakan, sehingga keduanya sering dinamai jambu umum atau jambu saja. Jambu air dengan mudah tumbuh dan dibudidayakan. Dan juga kini banyak di temukan nama dan varietas jambu air baru. 
     Langkah Mudah Cara Budidaya Jambu Air Madu Merupakan Peluang Bisnis Baru Varietas Baru Jambu Madu Hijau Varietas Baru Jambu air madu hijau merupakan varietas baru yang mulai banyak dikembangkan oleh para pehobi buah atau petani buah, bahkan buah yang masih tergolong dalam keluarga Myrtaceae ini sudah mulai banyak ditanam di pekarangan rumah-rumah karena jambu air madu hijau ini sangat mudah dibudidayakan. 
     Peluang Bisnis Rasa Jambu Madu Jambu air madu hijau juga memiliki rasa segar dan sangat manis ketika dimakan. Permintaan yang tinggi adalah salah satu alasan untuk peningkatan jumlah jambu air madu untuk dibudidayakan.   

     Pemilihan bibit Bibit yang ditanam harus memiliki sumber yang dapat dipercaya, karena bibit yang unggul merupakan awal untuk mendapatkan buah dengan kualitas terbaik. Bibit dapat dibuat dengan metode stek (ovulasi) dari induk tanaman yang sudah berbuah. 
   Penanaman Metode penanaman buah dapat dilakukan di dalam pot (tabulampot), ataupun polybag dengan diameter 50 cm. Pot diberi lubang kecil untuk drainase kemudian diisi dengan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Pohon jambu air madu disusun rata dengan jarak 2.5m hingga 3m agar terdapat sirkulasi udara antar pohon. 

    Penyiraman dan Pemupukan 
  
    Penyiraman dilakukan 2 kali sehari tergantung pada cuaca. Metode penyiraman dapat dilakukan secara manual atau dengan kran otomatis atau fertigasi. Penyiraman dengan fertigasi sangat memudahkan pekerjaan jika pohon-pohon yang tumbuh dalam jumlah besar. Pemupukan dilakukan 2 kali seminggu, jika buah ini menjadi berbuah dan 1 kali seminggu jika pohon tidak berbuah. Pupuk yang biasanya diberikan pupuk npk dan pupuk kandang. Pengendalian Hama Untuk mendapatkan kualitas buah terbaik tidak boleh ada 1 hama pun yang bersarang di pohon ataupun buah. Metode yang dapat dilakukan adalah dengan membungkus buah dengan plastik atau kertas sejak dari bunga (bakal buah) telah pecah menjadi buah kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan memasang kelambu (kelambu) untuk mencegah masuknya hama. Metode ini sangat efektif dalam mencegah hama di tanaman jambu air. 
   Cara panen Buah yang tak mengenal musim ini bisa dipanen hingga 10 kg per pohon dengan usia 1,5-2 tahun. Buah dipanen adalah benar-benar buah yang matang dipohon, dengan karakteristik kehijauan dan warna kemerahan sedikit di satu sisi.
  
   *Untuk pemesanan Bibit Jambu air bisa Menghubungi

    Bpak Syamsul_Cakra

    Hotline
  0858 7885 7556 
    Pin bb 
  5F9A0408
  

Jual Bibit Jeruk Dekopon 0858 7885 7556

Cara Budidaya Jeruk Dekopon

   Petani di Indonesia sudah lama mengembangkan tanaman Jeruk. Mulai dari kawasan Medan, Pontianak, Malang, Banyuwangi, NTT, dan akhir akhir ini Lembang. Jeruk memang menjadi salah satu buah favorit masyarakat. Sehingga budidaya jeruk sangat menguntungkan.

   –Cara Budidaya Jeruk Dekopon –.
hampir sama dengan jeruk pada umumnya. Untuk meningkatkan buah Jeruk Dekopon baik dari segi produktivitas maupun kualitas buah, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan sistem 1,3,9. Sistem ini merupakan suatu inovasi yang diperkenalkan oleh Penyuluh SPFS – FAO di desa Pendalaman Baru, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Selatan, Indonesia dan sekarang mulai banyak dicontoh petani.
   Kelebihan dari sistem 1,3,9 dibanding cara penanam biasa adalah : Produktivitas buah Jeruk Dekopon tinggi, ukuran dan kualitas Jeruk Dekoponlebih seragam, kulit jeruk tipis, tanaman terhindar dari penyakit Diplodia, pemeliharaan lebih mudah dan murah, batang lebih kokoh dan tidak mudah roboh. Walaupun menanam Jeruk Dekopon mudah dilakukan, namun kalau tidak mengetahui cara yang benar, tidak akan memberikan hasil optimal seperti diharapkan. Salah satu kiat yang dapat dilakukan petani jeruk adalah dengan menerapkan sistem 1,3,9. Sistem 1,3,9 adalah suatu cara pengaturan pertumbuhan ranting yaitu, batang utama yang dipelihara hanya 1 batang, cabang utama kedua hanya 3 cabang, dan masing-masing cabang hanya mengembangkan 3 ranting, sehingga menjadi 9 ranting. Sistem 1,3,9 pertama kali dikenalkan dan diajarkan oleh Penyuluh SPFS – FAO kepada para petani melalui Sekolah Lapangan. Sekarang, para petani sudah mulai menerapkan dan meninggalkan sistem lama. Menurut Penulis yang sudah mengajarkan dan mempraktekkan dikebun sendiri, pengembangan sistem 1,3,9 dalam penanaman jeruk mempunyai kelebihan antara lain :

  1. Produktivitas buah Jeruk Dekopon tinggi, karena sinar matahari masuk kesemua pori-pori dan merangsang fotosintesis, sehingga mempercepat pembuahan.
  2. Ukuran dan kualitas Jeruk Dekopon lebih seragam,

  3. Produktivitas Jeruk Dekopon tinggi.

  4. Tanaman bisa terhindar dari penyakit Diplodia yang menyebabkan pengeringan dan pelayuan tanaman, karena terlalu lembab. Hal ini bisa terjadi, karena sinar matahari bisa menyinari tanaman secara merata. Yang menyebabkan kelembaban dibawah kanopi menjadi berkurang Dengan demikian tanaman akan berumur lebih panjang.

  5. Pemeliharaan relatif lebih mudah dan murah, karena yang dipelihara hanya 1 batang, 3 cabang dan 9 ranting.

  6. Batang lebih kokoh dan tidak mudah roboh, karena tumbuh secara simetris menyerupai bonsai, sehingga antara batang, cabang dan ranting saling menopang.

    Cara Penanaman Jeruk Dekopon

1. Lahan yang akan ditanami Bibit Jeruk Dekopon harus dibersihkan dan diolah lebih dahulu. Penanaman jeruk harus disesuaikan dengan kondisi lahan. Untuk lahan dengan kemiringan kurang 8% dibuat teras datar. Kemiringan 10 – 15% dibuat teras gulud. Pada kemiringan lebih 15% perlu dibuat teras bangku.

2. Buat gundukan tanam minimal 4 minggu sebelum bibit ditanam. Pada tanah yang ideal ukuran 60 cm x 60 cm x tinggi 30 cm, dengan jarak tanam 4 m x 5m. 3. Angin-anginkan tanah sekitar 3 minggu, lalu dicampur pupuk kandang 8 kg terlebih dahulu dan Za 2 ons, SP 1 ons, Kcl 1 ons. 4. Setelah didiamkan 1 minggu, lalu Bibit Jeruk Dekopon ditanamkan.
    Memasukkan Bibit Jeruk Dekopon ke dalam Lubang :
     1. Tanah bagian atas digali kembali sedikit lebih besar dari media bibit, baik yang berasal dari polybag maupun persemaian di tanah. Jika bibit berasal dari persemaian tanah, bibit bisa langsung dimasukkan ke dalam lubang pertanaman, tetapi apabila bibit di polybag, robek dulu polibagnya, baru bibit dimasukkan ke dalam lubang pertanaman. Bibit Jeruk Dekopon disarankan dari hasil okulasi dengan bibit bawah yang berasal dari persemaian di tanah dengan batang utama bulat . Kelebihan bibit dipersemaian tanah dibanding polybag adalah, perkembangan tanaman lebih cepat dan kuat, karena memiliki media tanam yang luas di banding di polybag.

   2. Jika ada akar yang berbelit-belit atau terlalu panjang, sebaiknya diatur dan dipotong dengan gunting tajam, sehingga tidak tumpang tindih satu akar dengan lainnya.

    3. Bibit Jeruk Dekopon diletakkan dalam lubang dengan posisi tegak lurus. Jika bibit berasal dari okulasi diarahkan ke Barat, sedangkan tonjolan bibit batang bawah diarahkan ke timur.

     4. Tanah galian dimasukkan kembali untuk menutupi lubang sambil ditekan dengan tangan, lalu disiram agar tidak ada rongga antara tanah dengan akar tanaman.

    5. Bibit Jeruk Dekopon ditopang dengan ajir, sehingga tidak mudah roboh tertiup angin. Mengingat bibit tanaman masih muda, sebaiknya beri naungan/peneduh.

   Pemupukan Jeruk Dekopon:

     1. Pemupukan adalah usaha penambahan unsur hara makro dan mikro ke dalam tanah dengan bahan organik maupun an-organik. Pemupukan sangat penting untuk mengembalikan unsur hara yang telah terproses oleh tanaman dalam siklus hidup.

    2. Pemupukan tanaman jeruk dilakukan saat tanaman mulai tumbuh aktif (ditandai tumbuh tunas baru) pada awal musim pneghujan atau akhir kemarau. Jenis dan dosis pemupukan yang direkomendasikan adalah : Umur Tanaman (tahun) Dosis Pemupukan / Hektar / Tahun Za (kg) SP-36 (kg) KCl (kg) Kandang (kg) Saat Tanam 1 2 3 4 5 – 12 20 80 160 260 400 500 20 80 160 260 400 450 20 80 160 260 400 450 8 8 16 24 32 40 – 90 3. Tanaman yang berumur 2,5 – 3 tahun biasanya mulai berbuah, sehingga selain pemupukan pada awal musim penghujan, juga pada saat :

  a. Menjelang bunga keluar dengan dosis : Za 25%, SP-36 = 50% dan KCl 25% dari dosis per tahun

   b. Saat penjarangan buah (buah sebesar kelereng) dengan dosis : Pupuk kandang 50%, Za 25%, dan KCl 25% dari dosis per tahun. Pada masa ini sangat penting pemberian unsur Kalium tinggi, sehingga menghasilkan buah yang manis. Selain pemakaian Kalium, bisa dilakukan penambahan Pupuk Pemanis Buah BrixUP.

  c. Setelah buah dipanen lakukan pemupukan dengan dosis : Pupuk kandang 50%, Za 25%, dan KCL 25% dari dosis per tahun.
 
    4. Pemupukan bisa dilakukan dengan membuat lubang keliling area pemupukan atau membuat 3 – 4 lubang, benamkan pupuk ke dalam lubang.
     Pemangkasan dengan sistem 1,3,9 :

  1. Pemangkasan bertujuan untuk mengatur tinggi tanaman, memudahkan perawatan, membentuk percabangan (1,3,9) agar tanaman kokoh dan seimbang, memudahkan sinar matahari masuk ke seluruh permukaan daun, sehingga pertumbuhan normal, memperbaiki kualitas buah, baik ukuran, warna, maupun jumlah. Selain itu juga untuk memperbanyak tunas baru yang memunculkan bunga, buah dan mengurangi kerimbunan pohon untuk mencegah tumbuhnya jamur dan penyakit.

  2. Waktu pemangkasan dilakukan secara berkala saat tanaman tumbuh sehat untuk pembentukan percabangan pertama, setelah pemupukan, saat penjarangan buah dan setelah panen.

  3. Ketika batang utama tanaman sudah tumbuh sekitar 70 cm (umur 4- 6 bulan), semua cabang yang tumbuh di atasnya harus dipangkas.
  4. Setelah tumbuh cabang pada batang utama, pilih hanya 3 cabang yang akan dikembangkan. Pemilihan cabang dilihat berdasarkan jarak yang simetris, artinya tidak terlalu berdekatan antara cabang yang satu dengan lainnya> Cabang lain yang tidak dipelihara agar dipotong.

  5. Setelah cabang mencapai ukuran sekitar 25 – 30 cm (satu depa) lakukan pemilihan masing-masing cabang hanya 3 ranting, dan ranting lainnya di potong. Dengan demikian sudah terbentuk tanaman dengan sistem 1 batang , 3 cabang dan 9 ranting.

  6. Mengingat banyaknya manfaat pemangkasan tersebut, maka para petani diharapkan tidak terlalu sayang memangkas cabang atau ranting.

        Pemanenan :

  1. Ketika umur tanaman 2 – 3 tahun, tanaman sudah mulai berbuah. Pada buah pertama dan kedua sebaiknya hanya sekitar 10 – 20 persen yang dipelihara untuk dirasakan buahnya (dicicipi). Sisanya dibuang, karena tanaman masih dalam proses belajar berbuah.

  2. Agar ukuran dan kualitas buah bisa tumbuh seragam, sebaiknya manfaatkan seoptimal mungkin cahaya sinar matahari untuk proses fotosintesis tanaman. Caranya, letakkan plastik metalik yang dapat memantulkan cahaya yang turun ketanah untuk dipantulkan kepada bagian pohon, sehingga pencahayaan bisa merata mengenai tanaman.

  3. Tanda-tanda buah siap dipanen adalah : warna kulit buah kuning kemerahan tekstur buah tidak terlalu keras saat dipegang, dan bagian bawahnya terasa empuk.

  4. Buah muda jangan dipetik, karena asam rasanya. Terlambat memetik buah juga tidak baik, karena buah menjadi kering dan kualitasnya menurun. Perawatan Pasca Panen : Agar tanaman jeruk bisa berumur panjang, lakukan perawatan dengan cara memangkas ranting yang sakit (layu), memangkas cabang yang tumbuhnya tidak dikehendaki dan melentur, memangkas cabang yang tidak produktif, memangkas tunas-tunas air, memangkas ranting sisa pemanenan buah.

    #pemesanan Bibit Jeruk Dekopon 


  Bpk Syamsul _Cakra.

     Sms/wa 
0858 7885 7556
     Pin bb
  5F9A0408

Senin, 20 Juni 2016

Jual Bibit klengkeng 0858 7885 7556

   Panduan Lengkap Cara Menanam klengkeng Dalam Pot
   
Klengkeng juga punya banyak jenis, baik lokal maupun impor. Semua jenis lengkeng umumnya bisa ditanam dalam pot. Beberapa jenis di antaranya, Diamond river, Itoh Super, New Kristal, Ping pong, Puan rai, aroma durian dan klengkeng Merah.
Kebanyakan bibit klengkeng berasal dari Thailand. Diamond river memiliki daun berwarna hijau cerah dengan panjang 10 cm, buahnya berdaging tebal, berair, biji kecil dan beraroma. Jenis Itoh Super yang ukuran buahnya sebesar uang logam Rp500 memiliki ciri buah mirip diamond river, tapi ukuran daunnya sekitar dua kali panjangnya.klengkeng Daun kristal mirip dengan daun itoh, berwarna hijau muda dan kurus, dengan buah berdaging setebal 4-5mm, kering,kenyal, dan sangat manis. Yang kini sedang jadi ”idola” dan paling banyak dicari adalah jenis pingpong, dengan daun berbentuk oval dan melengkung ke bawah, warna daun lebih gelap dibanding diamond river.
Jenis ini menghasilkan buah berukuran sebesar bola pingpong, dengan daging tipis, biji besar, kering dan beraroma. ”Semua klengkeng pasti manis. Tapi, manis atau tidaknya buah biasanya tergantung curah hujan, manisnya berkurang,” klengkeng impor banyak juga yang di kawin silangkan oleh petani lokal, sehingga menghasilkan jenis baru Semakin besar pohon, semakin banyak buah yang dihasilkannya. Itu pula penyebab makin tinggi pohonnya, makin mahal harganya. Pohon setinggi 1 meter harga nya mulai Rp 300 ribu, sedangkan yang tingginya 2 meter harganya mulai Rp 600 ribu. Klengkeng jenis diamond river dan jenis-jenis lainnya relatif lebih murah, sekitar separuh harga jenis pingpong. Bila diamond river dan jenis-jenis lain dengan ketinggian pohon 50-70 cm dijual dengan harga sekitar Rp 45 ribu, harga jenis pingpong sekitar Rp 70 ribu. Sedangkan klengkeng rasa durian harganya bisa mencapai dua kali lipat dari pingpong. Klengkeng ”modern” yang perawatannya tidak sulit, tidak kenal musim panen. Setiap selesai dipanen, pohon langsung siap berbunga. ”Tiga bulan sekali berbuah. Kalau sekarang panen, bulan berikutnya tumbuh daundan berbunga lagi. Jadi, sepanjang tahun bisa berbuah,” Yang terpenting, cara penyiraman harus benar, agar daun tak rontok dan berwarna kuning. Usia 2-3 bulan atau pohon setinggi sejengkal tangan orang dewasa, klengkeng sudah bisa berbuah, meski buahnya tak banyak dan belum besar. Tabulampot klengkeng setinggi 1,5 m dan bercabang banyak yang ditanam dalam drum bisa menghasilkan 5-8 kg buah dalam sekali panen. Menanam klengkeng dalam pot membutuhkan trik tersendiri agar tanaman tumbuh subur, meski media tanam dan harganya terbatas. Caranya, letakkan styrofoam setebal 5 cm di bagian dasar pot, mengikuti bentuk pot. Pecahan genting atau batu bata juga bisa menggantikan styrofoam, tapi akan membuat pot lebih berat. Pemasangan ini bertujuan agar air yang disiramkan bisa turun dan keluar dari pot.
Masukkan campuran tanah, pupuk kandang dan pasir, atau serutan kayu dengan perbandingan 2:1:1. Tinggi campuran tanah ini sekitar 20 cm. Masukkan pohon klengkeng, lalu masukkan campuran tanah, pupuk, dan serutan kayu atau sekam sebagai penutup. Terakhir, siram pohon sampai air keluar dari bagian bawah pot. Untuk perawatan selanjutnya, cukup siram pohon dua hari sekali dan lakukan pemangkasan cabang serta buah. Pohon lengkeng bisa langsung dipindahkan ke pot tanpa harus diaklimatisasi alias disesuaikan dulu dengan cuaca di tempat tanamnya. Soal wadah yang dipilih untuk menanam, bisa tergantung selera. Drum yang di belah lebih awet selama lima tahun sebagai pot. Namun, pot plastik diameter 70 cm pun boleh. Hanya saja, lebih mudah pecah. Untuk menghindar hama klengkeng yaitu kutu putih, tutup buah dengan keranjang anyaman bambu. Untuk menghilangkan kutu, semprot dengan insektisida atau sikat daun yang terkena kutu dengan sikat gigi. bila daun yang terkena cukup banyak, rontokkan daun agar segera tumbuh baru.
  Agar berbuah Lebat
  1. Memangkas Saat tajuk pertama muncul, disarankan untuk dipangkas agar buah yang dihasilkan bisa rindang alias tidak tinggi.
  2. Menyiram Cara menyiram harus benar, karena voleme media tanamnya tak banyak. Jadi, dua hari sekali harus disiram sampai airnya keluar meluber dari pot bagian bawah.
   3. Pupuk Selalu gunakan pupuk kandang, agar hasilnya lebih baik dan pohon tumbuh subur. Untuk tabulampot, setiap 3 bulan sekali (minimal 6 bulan sekali) ambil separuh tanah yang jadi media tanamnya, masukkan pupuk kandang ke dalam pot dan tutup lagi dengan sedikit tanah. Siram dengan air sampai tanah benar-benar basah. Cara ini akan membuat daun muda cepat tumbuh, sehingga cepat berbunga. Pupuk kimia seperti NPK boleh digunakan, tapi cukup sedikit saja, sebulan sekali. Penggunaan potasium klorat yang dikenal sebagai bahan pledak juga bisa digunakan untuk merangsang pertumbuhan bunga, walaupun lengkeng sebetulnya tetap bisa berbuah tanpa harus dirangsang. Penggunaan pupuk kimia justru membuat tanah jadi keras.
  4. Perontokan Umumnya, lengkeng pada pembuahan pertama dagingnya kurang tebal. Ketebalan daging baru bisa dilihat setelah lengkeng 2-3 kali berbuah. Agar mendapatkan buah yang maksimal, rontokkan bunga yang pertama kali muncul. Sehingga, cabang akan bertambah dan bunga akan makin banyak. Bila bunga kedua sudah muncul tapi cabang belum ada, bunga bisa kembali dirontokkan.
  5. Ganti Media Masa produktif tabulampot lengkeng adalah usia 3-10 tahun. Agar tetap produktif selama masa itu, setidaknya setahun sekali ganti media tanamnya agar tidak keras, atau beri pupuk kandang.
  *Pemesanan bibit Klengkeng bisa menghubungi

     Bpk Syamsul_Cakra

       Sms/wa  

       0858 7885 7556

            Pin bb
        5F9A0408
    

Jual Bibit Sawo Jumbo (raksssa ) 0858 7885 7556

      Buah Sawo

  1. SEJARAH SINGKAT Sawo yang disebut neesbery atau sapodilas adalah tanaman buah berupa yang berasal dari Guatemala (Amerika Tengah), Mexico dan Hindia Barat. Namun di Indonesia, tanaman sawo telah lama dikenal dan banyak ditanam mulai dari dataran rendah sampai tempat dengan ketinggian 1200 m dpl, seperti di Jawa dan Madura.

    2. JENIS TANAMAN

   Tanaman sawo dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji) Sub Divisi : Angiospermae (Berbiji tertutup) Kelas : Dicotyledonae (Biji berkeping dua) Ordo : Ebenales Famili : Sapotaceae Genus : Achras atau Manilkara Spesies : Acrhras zapota. L sinonim dengan Manilkara achr Kerabat dekat sawo dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: Sawo Liar atau Sawo Hutan : Kerabat dekat sawo liar antara lain: sawo kecik dan sawo tanjung. Sawo kecik atau sawo jawa (Manilkara kauki L. Dubard.) Sawo kecik dimanfaatkan sebagai tanaman hias atau tanaman peneduh halaman. Tinggi pohon mencapai 15 - 20 meter, merimbun dan tahan kekeringan. Kayu pohonnya sangat bagus untuk dibuat ukiran dan harganya mahal. Sawo tanjung (Minusops elingi) memiliki buah kecil-kecil berwarna kuning keungu-unguan, jarang dimakan, sering digunakan sebagai tanaman hias, atau tanaman pelindung di pinggir-pinggir jalan. Sawo Budidaya : Berdasarkan bentuk buahnya, sawo budidaya dibedakan atas dua jenis, yaitu: Sawo Manilas : Buah sawo manila berbentuk lonjong, daging buahnya tebal, banyak mengandung air dan rasanya manis. Termasuk dalam kelompok sawo manila antara lain adalah: sawo kulon, sawo betawi, sawo karat, sawo malaysia, sawo maja dan sawo alkesa. Sawo Apel : Sawo apel dicirikan oleh buahnya yang berbentuk bulat atau bulat telur mirip buah apel, berukuran kecil sampai agak besar, dan bergetah banyak. Termasuk dalam kelompok sawo apel adalah: sawo apel kelapa, sawo apel lilin dan sawoDuren

    3. MANFAAT TANAMAN

    Manfaat tanaman sawo adalah sebagai makanan buah segar atau bahan makan olahan seperti es krim, selai, sirup atau difermentasi menjadi anggur atau cuka. Selain itu, manfaat lain tanaman sawo dalam kehidupan manusia adalah: Tanaman penghijauan di lahan-lahan kering dan kritis. Tanaman hias dalam pot dan apotik hidup bagi keluarga; Tanaman penghasil buah yang bergizi tinggi; dan dapat dijual di dalam dan luar negeri yang merupakan sumber pendapatan ekonomi bagi keluarga dan negara; Tanaman penghasil getah untuk bahan baku industri permen karet; Tanaman penghasil kayu yang sangat bagus untuk pembuatan perabotan rumah tangga.

4. SENTRA PENANAMAN 

    Pengembangan budidaya sawo sudah meluas hampir di seluruh Indonesia. Pada tahun 1990 areal penanaman sawo terdapat di 22 propinsi, kecuali N.T.T, Maluku, Irian Jaya, dan Timor Timur. Provinsi yang termasuk katagori lima besar sentra produsen sawo pada tahun 1993 adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, dan Kalimantan Barat. Produksi dan perdagangan mancanegara sawo manila sangat populer di Asia Tenggara. Data statistik menunjukkan bahwa wilayah Asia Tenggara merupakan produsen utama buah sawo manila ini. Pada tahun 1987, Thailand menghasilkan 53.650 ton dari jumlah 18.950 ha, Filipina menghasilkan 11.900 ton dari lahan 4.780 ha, dan Semenanjung Malaysia menghasilkan 15.000 ton dari lahan 1.000 ha.

   5. SYARAT TUMBUH

     5.1. Iklim Tanaman ini optimal dibudidayakan pada daerah yang beriklim basah sampai kering. Curah hujan yang dikehendaki yaitu 12 bulan basah atau 10 bulan basah dengan 2 bulan kering atau 9 bulan basah dengan 3 bulan kering atau 7 bulan basah dengan 5 bulan kering dan 5 bulan basah dengan 7 bulan kering atau membutuhkan curah hujan 2.000 sampai 3.000 mm/tahun. Tanaman sawo dapat berkembang baik dengan cukup mendapat sinar matahari namun toleran terhadap keadaan teduh (naungan). Tanaman sawo tetap dapat berkembang baik pada suhu antara 22-32 derajat C.

  5.2. Media Tanam Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman sawo adalah tanah lempung berpasir (latosol) yang subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik. Tetapi hampir semua jenis tanah yang diginakan untuk pertanian cocok untuk ditanami sawo, seperti jenis tanah andosol (daerah vulkan), alluvial loams (daerah aliran sungai), dan loamy soils (tanah berlempung). Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk perkembangan tanaman sawo adalah antara 6–7. Kedalaman air tanah yang cocok untuk perkembangan tanaman sawo, yaitu antara 50 cm sampai 200 cm.

    5.3. Ketinggian Tempat Tanaman sawo dapat hidup baik di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai dengan ketinggian 1.200 m dpl. Tetapi ada daerah-daerah yang cocok sehingga tanaman sawo dapat berkembang dan berproduksi dengan baik, yaitu dari dataran rendah sampai dengan ketinggian 700 m dpl.

6. PEDOMAN BUDIDAYA

      6.1. Pembibitan Persyaratan Bibit : Saat ini tanaman sawo sudah dapat dikembangkan dalam dua tempat, yaitu di kebun dan di dalam pot. Bibit yang dipilih sebaiknya bibit yang berasal dari cangkok atau sambung, sebab bibit yang berasal dari biji lambat dalam menghasilkan buah. Bibit dipilih yang sehat dengan daun yang kelihatan hijau segar dan mengembang sempurna serta bebas hama dan penyakit. Bibit dari cangkok dipilih yang memiliki cabang atau ranting yang bagus dan sehat. Penyiapan Bibit : Untuk memperoleh bibit tanaman sawo ada beberapa cara, misalnya dari biji, sambung, dan cangkok. Pembenihan biji : Perbanyakan tanaman sawo secara generatif dengan biji memiliki keunggulan dan kelemahan. Bibit yang berasal dari biji memiliki perakaran yang kuat dan dalam. Akan tetapi perbanyakan secara generatif hampir selalu memberikan keturunan yang berbeda dengan induknya karena ada pencampuran sifat kedua tetua atau terjadi proses segregasi genetis. Tanaman sawo yang berasal dari biji mulai berbuah pada umur ± 7 tahun. Teknik pembibitan tanaman sawo dari biji melalui tahap tahap sebagai berikut: Pemilihan buah : Pilih buah tua yang matang di pohon, sehat, bentuknya normal dan berasal dari pohon induk varietas unggul yang telah berbuah. Pengambilan biji Belah buah menjadi beberapa bagian. Ambil dan kumpulkan biji-biji sawo yang baik saja, kemudian tampung dalam wadah. Cuci dalam air yang mengalir atau air yang disemprotkan sampai biji benar-benar bersih. Keringkan biji selama 3 hari sampai 7 hari agar kadar air biji berkisar antara 12-14%. Masukkan biji ke dalam wadah tertutup rapat untuk disimpan beberapa waktu. Pengecambahan benih Siapkan bak pengecambahan yang telah diisi media pasir bersih setebal 10–15 cm. Sebarkan biji sawo pada permukaan media, kemudian tutup dengan pasir setebal 1–2 cm. Siram media dalam bak pengecambahan dengan air bersih hingga cukup basah. Tutup permukaan bak pengecambahan dengan lembaran plastik bening (tembus cahaya) untuk menjaga kestabilan kelembaban media. Biarkan biji berkecambah ditempat yang teduh selama 7 hari sampai 15 hari. Biji sawo yang telah berkecambah atau keluar akar sepanjang 2-5 mm dapat segera dipindahsemikan. Bibit Asal Enten (Grafting) : Penyambungan tanaman sawo sebagai batang atas dilakukan dengan tanaman ketiau atau melali (Bassia sp.) sebagai batang bawahnya. Metoda penyambungan yang dilakukan adalah metoda sambung pucuk (top grafting). Tata laksana memproduksi bibit sawo dengan cara sambung pucuk (top grafting) adalah sebagai berikut:. Persiapan : Siapkan alat dan bahan berupa pisau tajam, tali rafia atau lembar plastik, gunting, kantong plastik bening, batang bawah melali atau bassia umur 3-6 bulan atau berdiameter batang 0,3–0,7 cm, dan cabang atau tunas entres. Pelaksanaan sambung pucuk Potong ujung batang tanaman bassia pada ketinggian 15–20 cm dari permukaan tanah. Sayat batang bawah membentuk celah atau huruf V sepanjang 3–5 cm. Sayat cabang entres sepanjang 4 cm membentuk baji seukuran sayatan batang bawah dan buang sebagian daunnya. Masukkan pangkal cabang entres ke celah batang bawah hingga pas benar. Ikat erat-erat hasil sambungan tadi dengan tali rafia atau lembaran plastik. Kerudungi hasil sambungan dengan kantong plastik bening selama 10-15 hari. Pengakhiran : Hasil sambungan dapat diperiksa setelah 10 hari sampai 15 hari kemudian. Caranya adalah dengan membuka kerudung kantong plastik, kemudian mata entres atau bidang sambungan diperiksa. Jika mata entres berwarna hijau dan segar berarti penyambungan berhasil. Sebaliknya, bila mata entres berwarna coklat dan kering berarti penyambungan gagal. Bibit Cangkok : Perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cangkok paling umum dipraktekkan oleh pembibit tanaman tahunan, khususnya buah-buahan. Kelemahan bibit cangkok adalah sistem perakaran kurang kuat karena tidak memiliki akar tunggang. Keuntungan perbanyakan tanaman dengan cangkok, antara lain adalah sebagai berikut: cangkok mempercepat kemampuan berbuah karena pada umur kurang dari satu tahun tanaman sudah mulai berbunga atau berbuah; cangkok memperoleh kepastian kelamin serta sifat genetiknya sama dengan pohon induk; Habitus tanaman pada umumnya pendek (dwarfing) sehingga memudahkan pemeliharaan dan panen. Tata laksana pembibitan tanaman sawo dengan cangkok adalah sebagai berikut: Persiapan : Siapkan alat dan bahan yang terdiri dari pisau, sabut kelapa atau lembaran plastik, tali pembalut, kotak alat, tali, media atau campuran tanah subur dengan pupuk kandang (1:1), dan cabang yang cukup umur. Pelaksanaan mencangkok : Pilih cabang yang memenuhi persyaratan, yaitu berukuran cukup besar, tidak terlalu muda ataupun tua, pertumbuhannya baik, sehat dan tidak cacat, serta lurus. Tentukan tempat untuk keratan pada bagian cabang yang licin. Buat dua keratan (irisan) melingkar cabang dengan jarak antara 3–5 cm. Lepaskan kulit cabang bidang keratan tadi. Kerik kambium hingga tampak kering. Biarkan bekas keratan mengering antara 3 hari sampai 5 hari. Olesi bidang sayatan dengan zat pengatur tumbuh akar, seperti Rootone F. Ikat pembalut cangkok pada bagian bawah keratan. Letakkan media pada bidang karatan sambil dipadatkan membentuk bulatan setebal ± 6 cm. Bungkus media dengan pembalut sabut kelapa atau lembaran plastik. Ikat ujung pembalut (pembungkus) di bagian ujung keratan. Ikat bagian tengah pembungkus cangkok, dan buat lubang-lubang kecil dengan cara ditusuk-tusuk lidi. Pemotongan bibit cangkok : Setelah bibit cangkok menunjukkan perakarannya (1,5–3,5 bulan dari pencangkokan), potong bibit cangkok dari pohon tepat dibawah bidang keratan. Pendederan bibit cangkok : Siapkan polybag berdiameter antara 15-25 cm atau sesuai dengan ukuran bibit cangkok. Isi polybag dengan media berupa campuran tanah dan pupuk kandang matang (1:1) hingga mencapai setengah bagian polybag. Lepaskan (buka) pembalut bibit cangkok. pangkas sebagian dahan, ranting, dan daun yang berlebihan untuk mengurangi penguapan. Tanamkan bibit cangkok tepat di tengah-tengah polybag sambil mengatur perakarannya secara hati-hati. Penuhi polybag dengan media hingga cukup penuh sambil memadatkan pelan-pelan pada bagian pangkal batang bibit cangkok. Siram media dalam polybag dengan air bersih hingga cukup basah. Simpan bibit cangkok di tempat yang teduh dan lembab. Biarkan dan pelihara bibit cangkok selama 1-1,5 bulan agar beradaptasi dengan lingkungan setempat dan tumbuh tunas-tunas dan akar baru. Pindah tanamkan bibit cangkok yang sudah tumbuh cukup kuat ke kebun atau dalam pot. Pengakhiran : Berhasil tidaknya cangkok dapat diketahui setelah 1,5-3,5 bulan kemudian. Berdasarkan pengalaman para pembibit tanaman buah-buahan, pembungkus (pembalut) cangkok yang berupa lembaran plastik lebih cepat menumbuhkan akar dibandingkan sabut kelapa. Teknik Penyemaian Benih Pembuatan media persemaian : Persemaian dapat dilakukan pada bedengan persemaian atau menggunakan polybag. Tata laksana penyiapan lahan persemaian berupa bedengan adalah sebagai berikut: Buat bedengan persemaian berukuran 100-150 cm, tinggi 30-40 cm, panjang tergantung keadaan lahan, dan jarak tanam antar bedengan 50-60 cm. Sebarkan pupuk kandang sebanyak 2 kg/m 2 sampai 3 kg/m 2 luas bedengan, lalu campurkan merata dengan lapisan tanah atas. Buat tiang-tiang persemaian setinggi 100-150 cm di sebelah dan 75-100 cm di sebelah barat, kemudian pasang palang-palang dan atap persemaian yang terbuat dari plastik atau daun kering. Ratakan dan rapikan bedengan persemaian, lalu siram dengan air bersih hingga cukup basah. Tata cara penyiapan tempat semai dalam polybag adalah sebagai berikut: Siapkan polybag berdiameter 10-15 cm, media campuran tanah subur, pupuk kandang halus (diayak), dan pasir (1:1:1), atau campuran tanah dengan pupuk kandang (1:1). Lubangi bagian dasar polybag untuk pembuangan air. Isikan media ke dalam polybag hingga cukup penuh. Simpan polybag yang telah diisi media di tempat yang rata mirip bedengan dan diberi naungan. Penyemaian Semaikan biji sawo yang sudah berkecambah (7-15 hari setelah tahap pengecambahan biji) pada bedengan penyemaian atau dalam polybag sedalam 1-2 cm. Jarak semai antar biji yang disemai pada bedengan penyemaian diatur 10 cm x 10 cm atau 15 cm x 15 cm. Penyemaian dalam polybag cukup diisi satu butir biji sawo tiap polybag. Siram media dengan air bersih hingga cukup basah. Biarkan biji tumbuh menjadi bibit muda. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Tata laksana pemeliharaan bibit dalam tempat penyemaian adalah sebagaiberikut: Lakukan penyiraman secara kontinu tiap hari 1 kali sampai 2 kali, atau tergantung pada cuaca dan keadaan media. Pupuklah tanaman muda tiap 1 bulan sampai 3 bulan sekali dengan pupuk NPK (15-15-15 atau 16-16-16) sebanyak 10 gram sampai 25 gram, yang dilarutkan dalam 10 liter air untuk disiramkan pada media. Lakukan penyemprotan pestisida bila ditemukan serangan hama dan penyakit dengan menggunakan dosis rendah (30-50% dari dosis anjuran). Pindah tanamkan bibit dari bedengan persemaian secara cabutan ke dalam polybag, atau dari polybag lama ke polybag baru yang ukurannya lebih besar. Pelihara bibit sawo sampai cukup besar atau setinggi 50-100 cm untuk siap ditanam. Pemindahan Bibit : Bibit sawo yang telah siap dipindahkan adalah bibit yang telah mencapai ketinggian 50-100 cm.

     6.2. Pengolahan Media Tanam Persiapan : Penetapan areal untuk perkebunan sawo harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air. Pembukaan Lahan Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam. Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.

      6.3. Teknik Penanaman Penentuan Pola Tanam : Untuk tujuan mendapatkan buah yang banyak, menanam sawo di kebun memanglebih tepat. Penanaman tidak hanya dilakukan dengan satu atau dua buah pohon, tetapi dalam jumlah yang banyak. Tanaman sawo di kebun dapat tumbuh besar dengan tajuk yang lebar. Mengingat hal ini maka penanaman sawo harus dilakukan dengan jarak yang tidak terlalu rapat antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lain. Jarak tanam untuk sawo yang dianggap cukup adalah 12 m x 12 m. Dengan jarak tanam seperti ini, antara tanaman sawo yang satu dengan yang lain tidak bersentuhan yang dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada waktu musim penghujan. Pembuatan Lubang Tanam : Pembuatan lubang tanam dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi bibit yang akan ditanam. Untuk itu tanah tempat penanaman dalam lubang tanam haru gembur karena sistem perakaran bibit yang masih lemah.Lubang tanam untuk sawo dapat dibuat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm.Tanah galian bagian atas ± 30 cm dipisah dengan tanah bagian bawah. Keduanya kemudian dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 10 kg sampai rata. Pupuk kandang ini berfungsi sebagai pupuk dasar. Selama dua minggu lubang tanam ini dibiarkan terjemur sinar matahari. Bila bibit telah siap, bisa langsung ditanam di lubang tanam. Tetapi bila bibit belum siap tanam, maka tanah galian bagian bawah dikembalikan ke bawah dan tanah galian atas dikembalikan ke bagian atas. Sebagai tanda bahwa di tempat itu ada lubang tanam, dapat ditandai dengan kayu yang ditancapkan pada lubang tersebut. Setelah bibit siap tanam maka lubang tanam digali lagi. Cara Penanaman : Sebelum ditanam, pembungkus (polybag) harus dilepas dengan hati-hati agar tanahnya tidak berantakan dan perakaran tidak rusak. Penanaman dilakukan sedalam leher akar tegak di tengah lubang tanam.Masukkan tanah bagian atas bekas galian lebih dahulu, baru disusul tanah bagian bawah bekas galian. Tanah di sekeliling akar tanaman dipadatkan agar tidak terjadi rongga-rongga udara yang dapat menyulitkan akar mencari makan.    
      6.4. Pemeliharaan Tanaman Penyiangan : Setelah satu bulan sampai dua bulan tanam, perlu dilakukan penyiangan tanaman sawo untuk membersihkan rumput dan gulma yang menggangu. Jika tanaman sudah tumbuh besar gangguan tersebut tidak berarti, tetapi jika tanaman masih kecil akan sangat berarti karena akan mengganggu pertumbuhan tanaman sawo. Gangguan tumbuhan parasit seperti benalu juga harus diperhatikan. Jika kelihatan pada ranting pohon sawo terdapat benalu atau parasit agar segera dibersihkan dengan cara memotong ranting tempat benalu menempel. Pemotongan sebaiknya dilakukan sebelum benalu berbunga. Perlu pula dilakukan pemberantasan benalu pada pohon lain di dekat tanaman sawo untuk mencegah penularan. Pembubunan : Pada saat melakukan penyiangan tanaman sawo, dapat juga dilakukan pembubunan tanah di sekitar tanaman. Pembubunan dilakukan untuk menggemburkan tanah di sekitar tanaman sawo dan untuk memperkokoh batang tumbuhnya. Pemupukan : Sebagai pedoman pemupukan dapat diberikan 250-500 gram urea/pohon/tahun sebelum tanaman sawo berbuah. Pemupukan ini dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan batang dan daun, karena urea adalah sumber N yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan batang dan daun. Bila tanaman sudah waktunya berbuah, kurang lebih berumur 2 tahun, dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk majemuk NPK (10-20-15) yang kandungan fosfor (P) dan kaliumnya (K) tinggi sebanyak 500 gram per pohon tiap tahun. Bila tidak ada NPK bisa diganti dengan pupuk urea, DS, dan KCl sebanyak 108 gram, 277 gram, dan 144 gram. Unsur P bagi tanaman berfungsi untuk mempercepat pembungaan, sedangkan unsur K berfungsi untuk menjaga bunga dan buah supaya tidak mudah gugur. Jumlah pupuk tersebut secara bertahap ditingkatkan sampai 2 kg/pohon tiap tahun untuk tanaman sawo yang telah berumur 15 tahun. Selain urea dan NPK yang diberikan, perlu juga diberikan pupuk kandang sebanyak 10 kg/pohon untuk memperbaiki struktur tanah. Pemberian pupuk lanjutan tersebut dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada awal dan akhir musim hujan. Dosis yang diberikan setengah dari yang disebutkan di atas. Cara pemberian pupuk dengan menaburkan pupuk ke dalam parit yang digali di bawah pohon mengelilingi lingkaran tajuk dengan lebar dan kedalaman ± 10 cm. Dapat juga ditanam pada empat lubang di bawah tajuk pohon dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm untuk tiap lubang. Penyiraman : Pada awal tanaman sawo memulai kehidupannya, perlu dilakukan penyiraman paling sedikit dua minggu sekali jika tidak ada hujan. Pemberian air pada tanaman sawo perlu dilakukan sampai tanaman berumur 3-4 tahun. Semakin tua tanaman, semakin tahan terhadap kekeringan. Kekurangan air pada waktu tanaman sawo sedang berbunga atau berbuah dapat menyebabkan bunga atau buah mudah gugut. Pemberian air yang baik dan teratur akan menghasilkan buah dengan jumlah dan kualitas yang baik. Waktu Penyemprotan Pestisida : Penyemprotan dengan pestisida atau insektisida dapat dilakukan jika pada tanaman sawo terdapat hama dan penyakit yang menyerangnya, yaitu: Penyemprotan dengan insektisida jenis Agrothion 50 EC dengan dosis 3-4 cc/liter air untuk membunuh lalat buah (Ceratitis capitata atau Dacus sp.). Penyemprotan dengan insektisida jenis Diasinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/liter air atau Basudin 50 EC dengan dosis 2 cc/liter air untuk membunuh kutu hijau (Lecanium viridis atau Coccus viridis) dan kutu coklat (Saissetia nigra) yang menyerang ranting muda dan daun-daun tanaman sawo yang menyebabkan ranting dan daun mengkerut, layu, kering, dan terhambat pertumbuhannya. Penyemprotan dengan fungisida Cuspravit OB 21 dengan dosis 4 gram/liter air setiap tiga minggu sekali untuk mengatasi dan mencegah serangan jamur upas yang disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor. Penyemprotan dengan fungisida Antracol 70 WP dengan dosis 2 gram/liter air atau Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4 gram/liter air untuk mengatasi penyakit jamur jelaga yang disebabkan oleh jamur Capnodium sp. Penyemprotan dengan fungisida Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4 gram/liter air untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh jamur Phytopthora valmivora Butl. Yang menyebabkan busuk buah sawo. Pemangkasan : Jika dibiarkan tumbuh secara alami, tanaman sawo dapat mencapai ketinggian 20 m. Pohon dengan ketinggian seperti itu akan menyulitkan dalam pemetikan buah. Agar tanaman sawo tidak terlalu tinggi, maka dilakukan pemangkasan. Pemangkasan juga bertujuan membentuk sistem percabangan yang baik dan kuat. Ada dua tahap pemangkasan pada tanaman sawo, yaitu pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan Bentuk : Pemangkasan bentuk ditujukan untuk mengatur tinggi rendah dan bentuk tajuk untuk memudahkan dalam pemetikan buah serta pengontrolan terhadap hama dan penyakit. Pemangkasan pertama dilakukan ketika tanaman telah mencapai tinggi 100-160 cm. Pemangkasan dilakukan pada musim penghujan dengan memotong ujung batang hingga ketinggiannya tinggal 75-150 cm. Tempat pemangkasan harus sedikit di atas ruas batang. Untuk mencegah penyakit, luka bekas pangkasan dapat ditutup dengan cat meni atau parafin. Beberapa hari setelah pemangkasan akan tumbuh tunas-tunas baru. Tiga dari tunas yang tumbuh sehat dan tidak saling berdekatan dipilih sebagai cabang primer dan tunas lainnya dibuang. Pemangkasan ke dua dilakukan pada awal musim penghujan berikutnya, tunas yang telah berumur satu tahun dipangkas lagi hingga panjangnya tinggal 25-40 cm. Pemangkasan ini dilakukan tepat di atas mata tunas. Akibat pemangkasan ini akan muncul tunas-tunas baru. Tiga sampai empat tunas yang sehat dibiarkan tumbuh menjadi cabang sekunder dan tunas yang lain dipotong. Pemangkasan ke tiga yang merupakan pemangkasan terakhir dilakukan pada awal musim penghujan berikutnya, cabang-cabang sekunder dipotong untuk membentuk cabang-cabang tersier. Pemotongan dilakukan sampai jumlah cabang-cabang sekunder tinggal dua pertiganya. Setelah pemangkasan ini akan muncul tunas-tunas baru. Dua atau tiga tunas dari masing-masing cabang sekunder dibiarkan tumbuh, yang lainnya dibuang setelah tumbuh sepanjang 10 cm. Pemangkasan Pemeliharaan : Pemangkasan pemeliharaan ditujukan untuk mencegah serangan penyakit, menumbuhkan tunas baru untuk mengganti cabang tua yang tidak berproduktif lagi, serta mengurangi kerimbunan sehingga sinar matahari dapat dimasukkan ke mahkota tajuk. Dalam pemangkasan ini yang perlu dipangkas adalah cabang-cabang air yaitu cabang-cabang yang tumbuh lurus ke atas dengan kecepatan pertumbuhan lebih besar dibandingkan cabang-cabang lain. Warna cabang air ini lebih muda dengan jarak antar ruas cabang yang lebih panjang. Selain cabang air yang perlu dihilangkan adalah cabang yang tumbuh liar, cabang yang sakit atau rusak, dan cabang yang terlalu rendah. Pemangkasan pemeliharaan ini dapat dilakukan setiap saat jika diperlukan.

  7. HAMA DAN PENYAKIT

    7.1. Hama Lalat buah(Dacus sp.) Gejala: terdapat bintik-bintik kecil berwarna hitam atau cokelat pada permukaan kulit, tetapi dagin buah sudah membusuk. Pengendalian: membersihkan : (sanitasi) sisa-sisa tanaman di sekitar tanaman dan kebun; membungkus buah sejak stadium muda; memasang perangkap lalat buah yang mengandung bahan metyl eugenol, misalnya M-Atraktan, dalam botol plastik bekas; menyemprotkan perangkap lalat buah, seperti Promar yang dicampur dengan insektisida kontak atau sistemik; menginfus akar tanaman dengan larutan insektisida sistemik, seperti Tamaron, dengan konsentrasi 3-5% pada fase sebelum berbunga; menyemprot tanaman dengan insektisida kontak, seperti Agrothion 50 EC dengan dosis 3-4 cc/liter air. Kutu hijau (Lecanium viridis atau Coccus viridis) dan Kutu cokelat(Saissetia nigra) Menyerang ranting muda dan daun tanaman sawo dengan cara menghisap cairan yang terdapat di dalamnya. Selain menghisap cairan, kutu-kutu ini juga menghasilkan embun madu yang dapat mengundang kehadiran cendawan jelaga. Pengendalian: dengan penyemprotan insektisida, seperti Diasinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/liter air atau Basudin 50 EC dengan dosis 2 cc/liter air yang disemprotkan langsung ke kutu-kutu tersebut.
  
    7.2. Penyakit Jamur upas Penyebab: jamur Corticium salmonocolor. Spora dari jamur ini menular kemana-mana oleh hembusan angin. Gejala: Stadium rumah laba-laba, yaitu ditandai dengan munculnya meselium tipis berwarna mengkilat seperti sutera atau perak. pada stadium ini jamur belum masuk ke dalam kulit tanaman sawo; Stadium bongkol, yaitu stadium dimana jamur membentuk gumpalan-gumpalan hifa di depan lentisel; Stadium corticium, yaitu stadium dimana jamur membentuk kerak berwarna merah muda yang berangsur-angsur berubah menjadi lebih muda lalu menjadi putih. Kerak yang terbentuk terdiri dari lapisan basidium yang pada setiap basidiumnya terdapat basidiospora. Kulit tanaman sawo yang terdapat di bawah kerak tersebut akhirnya busuk; Stadium necator, yaitu stadium dimana jamur membentuk banyak piknidium yang berwarna merah. Piknidium ini terdapat pada sisi cabang atau ranting yang lebih kering. Pengendalian: Pada stadium laba-laba, penyakit ini dapat diatasi dengan cara menggosok tempat yang terserang jamur sampai hilang. Bekas luka gosokan diolesi dengan cat meni, ter, atau carbolineum; Penyemprotan dengan fungisida yang mengandung tembaga berkadar tinggi seperti Cupravit OB 21 dengan dosis 4 gram/liter air setiap tiga minggu sekali untuk menghindari munculnya serangan lagi; Pemotongan pada bagian tanaman yang terserang apabila jamur sudah mencapai stadium bongkol, corticium, atau necator. Pemotongan dilakukan pada bagian yang sehat jauh dari batas bagian yang sakit. Bagian yang dipotong kemudian diolesi dengan fungisida dan dibakar. Jamur jelaga Penyebab: jamur Capnodium sp. Gejala: serangan jamur ini berupa warna hitam seperti beludru yang menutupi permukaan daun sawo. Serangan lebih lanjut dapat menutupi seluruh daun dan ranting tanaman sawo.Jika serangan jamur ini berjumlah banyak, proses fotosintesa tanaman sawo akan terganggu sehingga pertumbuhan terhambat. Serangan yang terjadi pada saat tanaman berbunga dapat mengakibatkan buah yang terbentuk hanya sedikit. Jika yang terserang adalah buah, dapat menyebabkan kerontokan atau berkurangnya kualitas buah. Pengendalian: melenyapkan serangga yang menghasilkan embun madu terlebih dahulu dengan insektisida; dilakukan penyemprotan dengan fungisida seperti Antracol 70 WP dengan dosis 2 gram/liter air atau Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4 gram/liter air. Busuk buah Penyebab: jamur Phytopthora palmivora Butl. Gejala: mula-mula kulit buah berbercak-bercak kecil berwarna hitam atau cokelat, kemudian melebar dan menyatu secara tidak beraturan, daging buah membusuk dan berair, serta kadang-kadang buah berjatuhan (gugur). Pengendalian: dengan cara pemotongan buah yang sakit berat, pengumpulan dan pemusnahan buah yang terserang; penyemprotan fungisida, seperti Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8 gr – 2,4 gram/liter air. Hawar benang putih Penyebab: jamur (cendawan) Marasmius scandens Mass, yang tumbuh pada permukaan batang dan cabang tanaman sawo. Gejala: daun-daun mengering dan berguguran. Pada ranting yang mengering terdapat benang-benang jamur berwarna putih. Pengendalian: dengan cara mengurangi kelembaban kebun, memotong bagian tanaman yang sakit berat; mengoleskan atau menyemprotkan fungisida, seperti Benlate dengan dosis 2 gr/1 air.

8. PANEN

     8.1. Ciri dan Umur Panen Tanaman sawo yang dikembangbiakkan dengan pencangkokan dapat menghasilakan buah hanya sampai 3-5 tahun, sedangkan yang melalui penyambungan antara 5-6 tahun. Buah sawo kadang-kadang matang tidak serempak sehingga pemanenan dilakukan dengan bertahap dengan cara memilih buah yang sudah menunjukkan ciri fisiologis untuk dipanen (tua). Ciri-ciri buah sawo yang sudah tua adalah ukuran buah maksimal, kulit berwarna cokelat muda, daging buah agak lembek, bila dipetik mudah terlepas dari tangkainya, serta bergetah relatif sedikit. Pemetikan buah yang masih muda sebaiknya dihindari karena memerlukan waktu yang lama untuk pemeramannya dan rasa buah tidak manis (sepat).

     8.2. Cara Panen Umumnya pohon sawo cukup tinggi, buahnya terdapat di ujung batang muda yang jumlahnya hanya sedikit, sehingga untuk mengetahui buah yang cukup tua sangat sulit. Oleh karena itu, pemanenan dilakukan dengan cara memanjat pohon. Apabila belum mencapai buahnya, dapat disambung dengan galah. Namun penggunaan galah ini sering menyebabkan buah jatuh dan pecah. Pada buah yang jatuh tetapi tidak pecah, akan terjadi penggumpalan getah di sekitar bijinya. Ada anggapan bahwa penggumpalan getah ini disebabkan karena buah terserang penyakit. Walapun terdapat gumpalan getah di sekitar biji, tetapi tidak mengurangi rasa manis buah sawo tersebut. Untuk menjaga agar buah tidak pecah sewaktu dipetik, sebaiknya sebelum pemetikan, pada bagian bawah pohon diberi jaring agar buah tidak langsung jatuh ke tanah dan sebaiknya pemetikan dilakukan sebelum buah terlalu tua.

9. PASCAPANEN

    9.1. Pengumpulan Setelah semua buah yang sudah tua dipanen, kemudian dilakukan pengumpulan buah-buah tersebut. Kumpulkan buah-buah tersebut dalam suatu wadah atau tempat, setelah semua terkumpul, kemudian dilakukan pencucian untuk menghilangkan kulit yang kasar atau kulit gabusnya.

     9.2. Penyortiran dan Penggolongan Penyortiran dan penggolongan buah sawo hasil panen dilakukan untuk memisahkan buah yang baik dari yang jelek dan memisahkan buah yang berukuran sama. Untuk buah yang sudah sangat rusak, sebaiknya dibuang, tetapi buah yang rusak sedikit dapat dipisahkan untuk dijual ketempat yang dekat dengan harga murah.
 
   9.3. Penyimpanan Buah sawo yang sudah diberi perlakuan (pencucian dan pengasapan) mempunyai kulit yang sangat tipis sehingga mudah rusak dan tidak tahan lama dalam penyimpanannya. Ada beberapa cara penyimpanan agar buah lebih tahan lama, salah satunya dengan mengatur temperatur ruang penyimpanan. Buah sawo yang masak bila disimpan dalam temperatur ruang hanya tahan 2 hari sampai 3 hari, tetapi bila dalam ruangan yang mempunyai temperatur 0 derajat C, buah sawo tetap dalam keadaan baik selama 12 hari sampai 14 hari. Kelembaban (nisbi) yang dibutuhkan dalam ruang penyimpanan adalah 85-90%. Buah sawo yang yang belum masak akan tahan disimpan selama 17 hari dalam ruangan yang bertemperatur 15 derajat C.

     9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
     1) Pengemasan Pengemasan buah-buahan di Indonesia, masih menggunakan keranjang bambu. Bentuk dan kapasitasnya bervariasi, biasanya kapasitas kemasan antara 40 kg sampai 100 kg. Dalam pengemasan buah digunakan bahan-bahan pembantu, misalnya daun kering, daun pisang, merang, dan kertas koran.
       2) Pengangkutan Umumnya, petani penghasil buah di Indonesia mengangkut hasil panennya dengan kreativitas sendiri. Pengangkutan hasil ini dalam volume kecil, yaitu dariladang ke tempat penampungan, pembeli, atau ke pusat-pusat pengumpul sehingga pemasaran tahap pertama dapat berlangsung.
9.5. Pengasapan dan Pemeraman Pengasapan dan pemeraman dilakukan agar buah cepat masak dan empuk. Tata laksana pengasapan dan pemeraman adalah sebagai berikut: Buat lubang pada tanah berbentuk segi empat. Ukuran lubang disesuaikan dengan jumlah buah sawo. Hamparkan dan gamal (Glyricidae) atau daun pisang di bagian dasar dan semua sisi lubang. Masukkan buah sawo secara teratur ke dalam lubang, kemudian tutup dengan daun gamal atau daun pisang. Masukkan potongan bambu gelondongan untuk menghembuskan asap ke dalam lubang. Timbun lubang tanah hingga cukup tebal. Bakar dedaunan kering, lalu asapnya diarahkan ke dalam lubang melalui potongan bambu. Tutup atau ambil gelondongan bambu. Biarkan buah sawo diperam selama sehari semalam.

     9.6. Penanganan Lain Buah sawo dapat diawetkan dalam air gula atau dibuat selai untuk pengoles roti, dan dapat juga dibuat serbat atau dicampur ke dalam es krim. Sari buah sawo dapat digodok menjadi sirup dan difermentasikan menjadi anggur dan cuka.

  *PEMESANAN BIBIT BUAH SAWO JUMBO BISA MENGHUBUNGI

*Vina Usaha Tani

  Bpk Syamsul
     0858 7885 7556
  Pin bb 
      5F9A0408

Sabtu, 11 Juni 2016

Jual Bibit Anggur 0858 7885 7556

           Kami menyediakan macam macam Bibit Anggur 0858 7885 7556 
           Bibit Anggur Merah, Bibit Anggur hijau, Bibit Anggur Brazil, Bibit Anggur Blanc Seediess, Bibit Anggur Autumn Royal

Jual Bibit Jeruk 0858 7885 7556

     Kami menyediakan macam macam Bibit Jeruk 0858 7885 7556             
    Bibit Jeruk Dekopon, Bibit Jeruk Lemon, Bibit Jeruk nipis, Bibit Jeruk Orange, Bibit Jeruk Mandarin, Bibit Jeruk Bali, Bibit Jeruk Keprok

Jual Bibit Jambu Air 0858 7885 7556

          Anda seorang pekebun ataupun sekedar pengoleksi tanaman buah,.
    Ada berbagai jenis jambu yang harus anda koleksi,.
   »jambu Madu deli,
    Jambu super green,
    Jambu Citra,
    Jambu red taiwan,
    Jambu jamaika,
    Jambu bajang leang,
    Jambu king rose,
    Jambu Cincalo,
    Jambu Black kingkong,
    Jambu Varigata
    Jambu king Citra,
     Jambu lilly philly,
     Jambu tong sam sie.
  Dan masih banyak lagi jenis2 jambu air,.
    Info pemesanan 
   Sms/Wa 0858 7885 7556.
  Pin 5F9A0408.
    Bisa datang langsung ke tempat kami/ juga barang dikirimkan ke alamat tujuan.